Edy Saputra

Go Green for the Better Future

Wisata Buatan Kota Cilegon

WISATA BUATAN DI KOTA CILEGON

Krakatau Jungke Park (KJP)

Wahana Sepeda Air/ Bebek-bebekan
Sepertinya daerah Banten, khususnya daerah Cilegon, objek wisata paling terkenal adalah pantai Anyer dan pantai Merak / Pulorida. Ya, lokasi Cilegon yang memang berada di ujung jawa dan pelabuhan Merak yang menghubungkan Merak-Bakauheni memang menjadikan Cilegon dikenal banyak orang. Yang jelas kota saya masuk TV hanya pas Mudik lebaran dan kalau cuaca buruk yang menyebabkan macet panjang di pelabuhan merak.
Tapi dikesempatan ini saya hanya ingin mengabarkan bahwa kota Cilegon juga punya tempat rekreasi baru yang asik dan murah meriah. Jika anda berkesempatan berlibur ke rumah kerabat di daerah Cilegon, ada baiknya anda mengajak anak ke tempat rekreasi ini. Namanya Krakatau Jungle Park.
Krakatau Jungle ini berada di kawasan milik PT. Krakatau Steel. Ya, memanfaatkan lahan hijau milik PT. Krakatau yang dari dahulu tidak terpakai. Konsepnya di sini mengambil tema Adventure, Education, Ecology.
Lokasinya juga asik, rindang, cocok buat piknik bersama keluarga. Dengan tariff masuk Rp. 2.000,-per orang, saya rasa cukup terjangkau masyarakat menengah kebawah yang ingin menghabiskan waktu berkumpul dengan keluarga besar sambil makan-makan dibawah pohon rindang. Disana juga disediakan sewa tikar. Harganya sekitar Rp. 10.000 untuk 1 tikar sepuasnya. Jika ada saung yang kosong, kita juga bisa menggunakannya secara gratis.
Untuk lokasi outbound Krakatau Jungle menyediakan permainan Flying Fox,, jembatan tali dan lapangan kecil untuk kumpul-kumpul anggota outbound. Untuk permainan anak kecil ada kereta Thomas, kereta gajah, kereta kuda, bola air, mobil dan motor-motoran, bahkan ada kolam renang kecil yang kedalamannya sedengkul orang dewasa. Yang paling seru dan bikin pegel adalah naik bebek-bebekan. Kenapa seru dan pegel? Seru karena sedikit susah mengendalikan perahunya, seru balapan sesama bebek-bebekan, dan tentunya pegel nge-gowesnya.
Oh, ya ada permainan bola diatas air. Jadi kita masuk kedalam bola besar selama 5-10 menit gitu, trus kita jalan diatas kolam air. Seru sih, Cuma saya kurang sreg, pasti didalam sana pengap dan panas. Saya juga pernah melihat ada anak yang sudah mandi keringat dan hampir pingsan di dalam bola tersebut, karena petugas jaga lupa waktu di arena wisata air daerah lain. Jadi jika anak anda ingin mencoba, ada baiknya anda mengawasi waktu anak anda didalam bola, jangan lebih dari 10 menit.
Harga permainan anak sangat terjangkau. Untuk permainan flying fox, bebek-bebekan dan lompat-lompat diatas panggung karet sekitar 10 ribu. Dan untuk permainan mobil-mobilan dan kereta-keretaan sekitar 1 koin / 6 ribu rupiah. Murah bukan.
Fasilitasnya sendiri cukup bagus, area parkir yang luas, musolla dan toilet yang bersih. Hanya sayang, kesadaran para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarang sangat rendah. Padahal disediakan tempat sampah di berbagai sudut.

  • Cilegon Green Waterpark
Waterpark Cilegon
Di tengah teriknya matahari, mengajak keluarga anda untuk berenang sambil bermain di taman wisata rekreasi air atau waterpark bisa menjadi pilihan untuk mengisi hari libur anda. Wisata seperti ini mungkin hal yang paling tunggu-tunggu oleh anda dan sekeluarga. Terlebih lagi jika dilakukan di waktu santai dengan berbagai wahana yang menyenangkan, akan lebih memberikan keceriaan tersendiri bagi semua. 
Bukan itu saja, bagi anda yang jenuh dan bosan usai seminggu full beraktifitas dengan segala pekerjaan dan tugas sekolah, berwisata di waterpark bisa menjadi solusi terbaik. Salah satu tempat yang bisa anda kunjungi saat akhir pekan ini adalah Cilegon Green Waterpark yang berlokasi di di Komplek Cilegon Green Magablock Blok E, Jl Raya Ahmad Yani- Cibeber Kota Cilegon.

Cilegon Green Waterpark memiliki luas tanah 1 hektar persegi dan menawarkan berbagai wahana yang bisa anda nikmati bersama keluarga diantaranya Super Slide (Tube Slide, Rody Slide Anak, Body Slide Dewasa, dan Race Slide), Kids Pool, Semi Olympic Pool, Lazy River, dan Family Slide. Selain itu, anda juga dapat menikmati 11 gerai foodcourt yang menyediakan berbagai masakan tradisional hingga hidangan internasional yang hadir di tempat ini.

Tiku Purwowiratno Operasional Manager Cilegon Green Waterpark mengatakan, semua wahana yang tersedia di tempat ini memberikan keceriaan terhadap keluarga yang ingin merasakan sensasi liburan yang menyenangkan. Bagi yang ingin menjadi member, tempat ini menyediakan member bronze, silver, green, dan gold. Semua member yang disediakan gunanya untuk memberi kemudahan dan keuntungan. 
Untuk member bronze misalnya, akan mendapatkan free tiket masuk selama satu tahun bagi pemegang kartu, diskon 50 persen tiket masuk untuk orang ke 2, free gazebo untuk satu jam setiap kunjungan diskon 50 persen gazebo rentals, dan free satu single tube diskon 50 persen tube rental. Member silver free tiket masuk selama satu tahun bagi pemegang kartu diskon 30 persen masuk ntuk tiket masuk untuk orang ke 5, free gazebo untuk satu jam setiap kunjunga diskon 30 persen gazebo rental, free satu coin loker diskon 30 persen tube rental.

Member green free tiket masuk selama satu tahun pemengang kartu diskon 20 persen, free gazebo untuk 1 jam diskon 20 persen, dan free satu single tube diskon 20 persen. Member gold akan mendapat free tiket selama satu tahun pemegang  tiket diskon 50 persen, free gazebo untuk 2 jam setiap kunjungan diskon 50 persen gazebo rentalas, dan free satu coin locker diskon 50 persen locker coin rental. "Selain wahana yang bisa membangkitkan ardenalin, anda juga bisa menikmati sensasi sambil mengelilingi kolam renang di tempat ini," ujar Tiku.

Ada juga penyewaan ban khusus perorangan dibandrol Rp 15 ribu, dooble cup Rp 25 ribu, penyewaan loker untuk satu kali penguncian Rp 10 ribu, penyewaan gazebo Rp 25 ribu. "Untuk harga tiket masuk sendiri dibagi berdasarkan penggunaan dari masing-masing konsumen, adalah Publish Rate (Senin-Jumat) Rp 60 ribu, weekday Rp 30 ribu, dan weekend Rp 45 ribu per orang," papar Tiku. 


Cilegon Green Waterpark, memiliki berbagai promo yaitu pemberian diskon menarik kepada anak yang memiliki tinggi dibawah 80 cm diberi diskon gratis masuk ke semua wahana. Bagi pelajar dan mahasiswa juga diberikan diskon sebesar 60 persen dari harga publish rate yang dihadirkan. “Selain promo ini, kami juga bekerjasama dengan beberapa minimarket seperti Alfamart dengan memberikan diskon sebesar 55 persen,” terang Tiku.

Untuk awal tahun 2013 kemarin, Green Cilegon Waterpark mampu menampung 1500 sampai 2000 pengunjung. “Angka ini melampaui saat pembukaan akhir tahun lalu. Kami harap bukan hanya masyarakat Cilegon saja yang bisa menikmati berbagai fasilitas di tempat ini, tapi juga masyarakat dari berbagai daerah di Banten," tutup Tiku. (Ully Artha - Cilegon)
  • Kolam Renang Metro
Kolam Renang Metro
Metro sebenarnya adalah nama dari kompleks perumahan . Berada di utara kota cilegon, berjarak kira-kira 3 kilo meter dari kota Cilegon. Tepatnya, kalau dari arah Merak, pas perapatan pasar Cilegon (belakang Pusat Belanja Matahari lama), belok kiri, terus saja, sampai Anda menemui kompleks perumahan Metro di sebelah kiri jalan tersebut.
Kolam renang dengan gaya yang cukup lumayan ini berada di areal tanah seluas setengah hektar, dan memiliki sarana air yang cukup menarik untuk ukuran daerah. Dengan membayar Rp. 30.000,- per orang, termasuk yang tidak berenang (Rp. 25.000,- hari biasa), kami pun bisa menikmati acara renang di kolam tersebut.
Ada 3 kolam renang. Satu kolam besar ( kolam utama), yang dibagi 2 bagian. Satu bagian dengan kedalaman, lebih dari 150cm dan kedalaman 90cm (kira-kira aja… sumpah… ) dengan pembatas berupa tambang. Sedang 2 kolam lainnya adalah kolam untuk anak-anak dengan kedalaman sekitar 50cm. Satu kolam dengan perosotan air kecil, dan satu kolam lainnya dengan perosotan yang lumayan tinggi. Perosotan air ada 2 di bagian kolam utama. Satu mengarah ke air yang dalam dan lainnya ke bagian kolam yang dangkal. Mudah-mudahan tidak ada anak kecil yang salah meluncur dan malah jatuh ke kolam yang dalam..he..he.. Tapi jangan khawatir, di kolam ini banyak dijaga oleh beberapa Life Guard yang sangat berdedikasi dan juga berpengalaman, terlihat dari kulitnya yang hitam-hitam..hik..hik.. Ada sekitar 5 orang petugas life guard, yang sambil tak berhenti merokok dan minum kopi, tapi matanya tetap awas mengamati para pengunjung yang berenang.
Di kolam ke-3, ada beberapa perosotan air, yang dibedakan dengan ketinggian awal kita meluncur. Cukup menyenangkan, walau tidak setinggi di waterboom .
Di bagian tepi kolam, ada taman dan saung, juga ayunan, serta area bermain lainnya buat anak-anak. Cukup nyaman juga apabila kita membawa makanan dan piknik di sini. Bagi yang tidak membawa makanan, di sisi lain, ada pula kantin yang menjual air minum, kopi dan lainnya seperti indomie, atau makanan jajanan anak dengan harga  yang wajar.
Untuk sekedar mengajak anak-anak berenang dan bermain air, serta piknk kecil-kecilan dengan keluarga, tempat ini bisa menjadi salah satu tujuan Anda. Bila Anda sedang ada di sekitar Kota Cilegon tentunya.
Selamat berenang…

Wisata Kuliner Kota Cilegon Banten

WISATA KULINER DI KOTA CILEGON

  • SATE BEBEK ASMAWI

Sate Bebek Asmawi
Cilegon memang kota kecil, jarang saya singgahi dan biasanya kita lewati ketika akan ke daerah wisata seperti Anyer atau Ujung Kulon. namun siapa sangka ternyata kota Cilegon memiliki satu makanan kuliner yang jempolan. Nama tempatnya adalah Warung sate dan sop Asmawi. Sebagai patokan, Warung ini terletak di jalan Raya Cilegon – Merak sebelah optik Lily Kasoem.
Makanan yang khas dan terkenal dari warung ini adalah Sate bebek. Sate ini rasanya seperti sate kambing, hanya dagingnya lebih tipis dan lebih kenyal, namun tetap lembut dan empuk. Namun yang membuat sate ini rasanya selangit adalah bumbu yang menyelimuti dagingnya. Bumbunya pedas, bahkan biji cabai masih menempel di dagingnya, apabila digigit, terasa bahan bumbu yang gurih langsung lumer, menyatu dengan serat dagingnya. Tak heran apabila sate bebek hanya bisa disajikan diatas pukul 16.00, karena membutuhkan waktu yang lama untuk merendam daging bebek ini dalam bumbu agar dapat menyerap dengan sempurna.

Satu lagi yang tak kalah enak adalah aneka sop nya, pilihannya dari sop bebek sampai sop buntut tersedia disini, kuahnya yang gurih dicampur dengan dengan renyahnya kol yang memenuhi kuahnya sangat cocok untuk menemani sate bebek yang pedas ini. Saran saya supaya tidak kekenyangan, pesan untuk satu porsi sate dan sop untuk berdua, atau bisa juga memesan kuah sopnya saja.
  • PONDOK PALM

Pondok Palm
Merupakan area pusat jajanan outdoor yang dibangun di lereng bukit yang terletak di kawasan Perumahan Palm Hill Cilegon. Suguhan yang paling menarik dari tempat ini adalah pengunjung dapat menikmati suasan yang berbeda, yaitu selain menikmati sajian aneka makanan Nusantara, pengunjung juga dapat melihat panorama indah Kota Cilegon dari bukit.

Letak Palm Food Arcede (Pondok Palm) sangat strategis. Jika anda keluar dari pintu Tol Cilegon Barat, anda bisa mengambil jalan kampung Kubang Wates ke kiri, terus hingga sampai ke pintu gerbang Perumahan Palm Hill, jarak yang ditempu sekitar 800 meter. Sedangkan jika anda dari arah Kota Cilegon atau Merak, sesampainya di Pusdiklat atau Kampus Untirta Cilegon, anda bisa memasuki kawasan Komplek KS dengan mengambil Jln. Semang Raya (melewati kampus SMAN2 KS dan RS KS), jarak yang ditempuh sekitar 1 km.

Palm Hill Food Arcede merupakan satu-satunya tempat makan yang berada di perbukitan kota Cilegon dan menawarkan pemandangan indah kota Cilegon secara langsung. Jika anda datang pada siang atau pun sore hari, anda bisa mendapatkan pemandangan kota cilegon yang terlihat hijau, rentetan atap-atap rumah, kawasan pabrik industri, pusat perbelanjaan seperti Mal, bahkan masjid terbesar di kota cilegon, yaitu Masjid Agung Nurul Ikhlas. Jika berpaling ke arah barat, anda bisa melihat laut Selat Sunda. Tak kalah indahnya jika anda datang pada malam hari, Kota Cilegon seolah berubah dengan gemerlapnya lampu-lampu. Terutama jika anda melirik ke kawasan Industri, pemandangan lampu-lampu memang indah untuk selalu dinikmati. Kapal-kapal yang berada di perairan selat sunda pun seolah tak mau kalah dengan memamerkan gemerlap lampunya.

Berbagai fasilitas pendukung dibangun dikawasan ini. Seperti adanya 30 kios yang dibangun dengan nuansa back to nature, menyajikan makanan khas nusantara dengan ditunjang deretan tempat makan yang luas. Dilengkapi pula dengan aula yang bisa digunakan untuk live musik. Sebuah areal hall seluas 100m2 dengan atap light steel. Pengunjung juga jangan merasa khawatir dengan kendaraan, karena areal parkir yang cukup luas itu dijaga ketat oleh petugas dan dibebaskan dari biaya parkir alias gratis. Fasilitas umumnya pun tersedia seperti toilet dan musolah. Pihak pengelola berencana dalam waktu dekat ingin memasang hot spot internet yang bisa di akses oleh pengunjung.

Palm Hill Food Arced dibuka sejak bulan mei 2008. Langsung mendapatkan sambutan yang bagus dengan banyaknya pengunjung. Bahkan menurut Marketing Exekutive Palm Hill, Agnes Dewi mengatakan, pengunjung bukan hanya berasal dari masyarakat Cilegon saja, melainkan dari luar kota seperti Serang dan Tangerang. Bahkan tempat ini biasanya dijadikan persinggahan para wisatawan dari Jakarta ataupun daerah lainnya dalam perjalanan wisata kawasan Pantai Anyer dan Carita.

  • SAUNG EDI

Masuk aja Gan ke area parkir EDI TOSERBA langsung ke belakang.
Menu disana ada Nasi Bakar, Nasi Timbel, Nasi Tutug Oncom, Aneka Juice,dll..

Makanannya di jamin Halal.
Katanya sih,,Nasi Bakar dan Nasi Timbelnya layak di coba, tapi untuk Nasi tutug oncom, rasanya agak beda dibanding nasi tutug yang dari Tasikmalaya dan Bandung…But it’s 0K lah.
Menu yang lain juga enak. Harga relatif terjangkau tapi kayaknya kurang cocok untuk kantong mahasiswa.

Sayangnya saung ini tutup tepat jam 9 malam bersamaan dengan tutupnya toko EDI Toserba.
So,,nggak bisa dibuat nongkrong Lama-Lama.

  • CAFE OREGANO

Cave Oregano
Pernahkah kita berwisata ke gunung? Pasti, dong! Ke pantai? Apalagi! Pariwisata Banten memang andalannya pantai; Anyer, Carita. Tapi, jika sedang berada di kota Serang, pilihan apa yang bisa kita tentukna untuk berwisata? Tentu wisata kota. Ke mana? Alun-alun Serang, pasar loak di gang rendah, wisata budaya ke bangunna-bangunn tua dan msjid tua. Royal tentu saja untuk wisata belanja. Ada lagi? Bagaimana kalau mencoba berwisata kuliner?
Kita ajak keluarga berwisata untk urusannya perut.
Kemana? Ke Cafe Kebun Oregano.

Jika kita ke cafe kebun Oregno, muncul sesuatu yang khas. Itu tentu akan memberikan nuansa yang berbeda. Karena nuansa yang berbeda itulah biasanya dapat membekas lekat dalam ingatan setiap orang. Apalagi kekhasan itu bersifat indah. Nah, untuk membicarakan kekhasan yang indah tentu akan lebih pas kalau Anda langsung saja berwisata ke Kafe Kebun Oregano di Jalan Bayangkara No 17, Serang.
Sesuai dengan namanya, Kafe Kebun Oregano memanglah kafe yang dibangun di kawasan dengan banyak pepohonan rindang dengan luas tanah 5000 meter persegi. Di antaranya pohon Kamboja Kuning, Palm, Sawo Belanda dan masih banyak lagi. Selain itu, di tengah-tengah kafe juga terdapat kolam ikan seluas 4×8 meter.

Bharata Puradiredja, pemilik Kafe Kebun Oregano mengatakan, kafe dengan kosep kebun ini adalah satu upaya memberikan kenyamanan kepada para konsumen. Diharapakan, Kafe Kebun Oregano dapat memberikan kesan wisata terhadap konsumen.
“Seperti kita ketahui, kafe yang berada di perkotaan umumnya dibangun dalam bentuk gedung dan cenderung jauh dengan nuasan alami. Untuk itu, Kafe Kebun Oregano ingin hadir sebagai kafe dengan konsep berbeda. Sementara Oregano sendiri adalah nama rempah-rempah yang dikenal cukup populer sebagai bumbu penyedap di dunia masak memasak,” tutur Bharata yang juga sepupunya presenter Dewi Huges ini.

Selain hadir berbeda dengan nuasa kafenya, Oregano juga hadir berbeda pada menu masakannya. Yakni berbagai menu special ala Eropa yang sebagian besarnya menggunakan bumbu penyedap Oregano. Di antara masakan itu ialah, T-Bone Steak, Mix Schaslik, Sphagetthi Bolognese dan Beef Lasagna. Selain masakan Eropa, Kafe Kebun Juga menyediakan masakan dalam negeri, seperti nasi goreng yang disajikan dengan sate ayam, telor goreng dan emping.
Khusus untuk pengunjung yang hanya sekedar ingin santai, Kafe Oregano menyediakan berbagai menu kue dan aneka juice buah. Mulai Blackberries Forest, New York Cheesecake dan Tiramisu Snickers Pie. Jika Anda penasaran dan ingin membuktikannya, datang saja ke Kafe Kebun Oregano!

  • Rabeg Cilegon

Rabeg
Rabeg adalah hidangan para sultan banten pada masa pemerintahan sultan hasanudin banten. Rabeg biasa disajikan saat acara-acara khusus masyarakat banten seperti akikah, sunatan, dan perkawinan, khususnya untuk masyarakat serang dan cilegon rabeg adalah salah satu kuliner yang sudah mengalami akulturasi rasa dari masyarakat arab dahulu kala. Rabeg biasanya disajikan dalam porsi yang tidak terlalu besar. Warna kuahnya kecokelatan, sepintas tampak seperti semur namun dengan kuah yang lebih encer. Aroma lada, kayu manis dan bawang berpadu padan saat dihidangkan dalam kondisi panas.

  • Sate Bebek Cibeber

Sate Bebek Cibeber
Selain jajanan ringan, cilegon juga mempunyai makanan khas lainnya yang berasal dari cibeber. Sate bebek juga merupakan cirri khas kuliner cilegon yang banyak digemari oleh masyarakat banten pada umunya dan para SITUSwan pada khususnya.

Bahan-bahan untuk membuat sate adalah daging bebek, haluskan, minyak goring, untuk menumis, daun salam, lengkuas, memarkan, daun jeruk, iris halus, serai iris halus, santan kental, kelapa sedang, kupas, parut memanjang, penyedap rasa, gula merah sisir, merica hitam, tumbuk kasar, serai, bersihkan, ambil bagian putihnya. Bumbu terdiri dari : bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, kemiri, ketumbar, dan garam. 

  • Bekakak ayam kranggot

Bekakak Ayam
Bekakak ayam kranggot punya cita rasa tersendiri, agak pedas dan agak manis. Bekak ayam ini biasanya sering disajikan pada acara-acara selamatan, seperti khitanan, pernikahan, muludan dan sebagainya. Ayam yang dipilih biasanya ayam kampong.









  • Kue Gipang

Kue Gipang
Gipang merupakan makanan yang merakyat tetapi juga masih banyak orang yang mencarinya, bahkan hampir semua toko penjualan oleh-oleh khas banten menjualnya. Bahkan untuk membuat kue gipang antara lain: beras ketan, gulam asem dan vaneli. Caranya membuatnya, yaitu: beras ketan dikukus sesudah matang di jemur sesudah kering digoreng lalu gula dan asem dimasak/direbus lalu dikasih vaneli sesudah matang lengket beras yang sudah digoreng dimasukan/ disatukan ke kwali kemudian diaduk-aduk sampai rata lalu dituangkan kenampan lalu ditekan pake plastic agar rata terus dipotong-potong.

Beberapa makanan khas Kota Cilegon lainnya yang perlu diketahui dan dinikmati adalah tape cigading, awug-awug, urab lambu kasang dan gegetas.

Wisata Alam Cilegon Banten

Pulau Merak Kecil
Pulau Merak kecil, terletak ± 1 Km disebelah daya pelabuhan Merak dan dapat ditempuh ± 10 menitdengan menggunakan perahu motor. Pulau ini memiliki luas areal 4,62 Ha dan merupakan gugusan dari Pulau merak besar terdapat aneka keran, hamparan bebatuan dan tumbuhan serta pepohonan. Pemadangan dari pulau ini kearah selat sunda dan pelabuhan Merak yang dilatar belakangi pegunungan sangat indah. Pada kedua pualu ini ( Action Plan Zona B ), direncanakan akan dibangun “ Cable Car “ dengan dengan stasiun utamanya dikawasan pantai Marina Merak, sehingga para Wisatawan akan dapat melihat aktifitas pelabuhan Merak, kapal/perahu yang sedang berlayar dan pemandangan laut selat Sunda. Serta Pegunungan disekitar Merak. Dipulau Merak besar, pengunjung dapat keluar dari Cable Car dan menuju Restaurant yang berada diatas stasiun Cable Car untuk menikmati hidangan Sea Food, aneka makanan / minuman sambil menikmati panorama alam sekitarnya. Juga akan isediakan “Teropong besar” yang dapat melihat Pulau Sumatrea, Gunung Karakatau, Gunung Batur dan pemandangan sekitarnya. Sementara di Pulau Merak Kecil para pengunjung dapat melihat Aquarium dan Biota laut serta dapat menikmati makanan / minuman di restaurant bawah laut yang merupakan restaurant bawah laut pertama di indonesia. Selain itu di kawasan ini juga juga akan di rasa menjadi “ Kampung Wisata/Kampung Nelayan “ dan rekreasi pantai serta area pengembangan wisata budaya asli Kota Cilegon.

  • Pulau Merak Besar 
Pulau Merak Besar
Pulau Merak Besar, berjarak kurang lebih 500 meter dari pelabuhan penyeberangan Merak – Bakauheni (ASDP), memiliki luas sekitar 20 Ha. Di pulau Merak besar terdapat beberapa Flora dan Fauna antara lain Kera, Ular dan aneka kerang. Pulau yang tidak berpenghuni ini masih memiliki kondisi alam yang asri. Disana anda dapat menemukan jejak Tsunami akibat letusan gunung krakatau pada tahun 1883 berupa bebatuan dasar laut yang terangkat kepantai. Selain sebagai penahan gelombang yang mengarah ke pantai, pulau merak Besar juga dijadikan kawasan hutan lindung yang dilestarikan keberadaanya. Dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Cilegon, dan kurang lebih 5 menit menyebrang dengan perahu motor.
  • Gunung Batu Lawang 
Gunung Batu Lawang 
Gunung ini merupakan gunung dengan udara yang masih segar, udara segar yang belum tercampur dengan polusi. Bukit ini sangat cocok untuk dikunjungi penggemar hiking, karena medannya yang lebih landai dan keindahan alam yang menghiasi sepanjang perjalanan.

Dari gunung ini anda dapat melihat pemandangan yang ada di Kota Cilegon. Gunung yang berada di wilayah Gerem – Merak dengan
lingkungan alam yang masih alami, sejuk dan segar merupakan atraksi utamanya. Sebagai daya tarik dari obyek wisata ini adalah panorama keindahan Kota Cilegon. Walaupun ketinggiannya tidak melebihi 100 meter, namun lingkungan alamnya masih asli dan dan udaranya segar, yang membuat kita ingin berlama-lama di obyek wisata ini.

Bagi Anda yang menyukai tantangan dapat mengunjungi obyek wisata gunung Batu Lawang. Dari gunung tersebut akan terlihat indah dan menakjubkan bangunan-bangunan.

Dan tempat wisata lain yang berdiri di Kota Cilegon. Di sepanjang perjalanan Anda akan disuguhi dengan panorama pegunungan yang indah dan mempesona

  • Pantai Pulorida
Pernah mendengar nama Pantai Pulorida? Bukan pantai yang terletak di Amerika sana lho, sebab tidak ada kesalahan penulisan sama sekali, namanya memang PULORIDA. Objek wisata yang satu ini terletak di Kecamatan Cilegon, Provinsi Banten sekitar 4 km dari Pelabuhan Merak.
Objek wisata ini memang tidak setenar dan seindah Pantai Anyer, tetapi setiap musim liburan tiba, objek wisata ini selalu dipadati pengunjung. Dengan tiket masuk yang relatif terjangkau serta lokasinya yang relatif dekat, pantai ini merupakan pilihan tepat bagi masyarakat yang sekedar ingin mengisi waktu libur.
Pantainya yang landai, dangkal dan hampir tak berombak cukup aman bagi pengunjung yang ingin berenang, berendam, atau bermain air dan pasir di tepi pantai. Pelampung ban bekas berbagai ukuran banyak disewakan bagi pengunjung yang ingin berenang atau menikmati terapung-apung di permukaan laut. Sementara bagi pengunjung yang menungguinya dapat bersantai-santai dengan menyewa tikar. Tarif sewa keduanya terjangkau dan tidak dibatasi waktu. Perahu pun disediakan bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat kawasan di sekitar pantai ini, seperti Pelabuhan Merak, PLTU Suralaya atau melihat-lihat pulau kecil tak berpenghuni di sekitar lokasi ini. Tarif sewa perahu ini cukup terjangkau dan berlaku untuk 1 kali jalan pulang pergi. Disediakan juga kamar mandi bagi pengunjung yang hendak membilas setelah berenang dengan tarif Rp. 3000,- per kamar dengan fasilitas bak mandi dan shower.
Pantai ini dapat ditempuh melalui Jalan Tol Jakarta-Merak menuju Pelabuhan Merak atau melalui Jalan Raya Serang melewati pusat kota Cilegon hingga terbelah dua di persimpangan.Cilegon. Ke arah kiri ialah menuju PT. Krakatau Steel, Anyer dan Labuan sedangkan ke arah kanan menuju Pelabuhan Merak, Jalan Tol Jakarta-Merak dan Bojonegara. Dari Pelabuhan Merak, terus saja melalui jalan besar, melewati pasar tradisional Merak hingga tiba di Pantai Pulorida. Lokasinya memang tertutup tembok pembatas, namun tak perlu khawatir sebab terdapat papan nama Pantai Pulorida di pintu masuknya. Kondisi jalannya cukup bagus sehingga jika tidak macet di Pelabuhan Merak, pantai ini dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dari Tangerang.
Keindahan pantai ini pun sebenarnya mempunyai daya tarik tersendiri. Jika cuaca cerah, di sisi selatannya akan terlihat ujung Pulau Sumatera dengan Gunung Rajabasa di tengahnya. Pulau kecil yang juga berada di sisi selatan dan terletak tidak jauh dari bibir pantai masih tampak hijau dan alami, sungguh menarik untuk dikunjungi. Sebelumnya, pernah dibangun jembatan kayu untuk pejalan kaki menuju pulau tersebut, namun sekarang sudah roboh dan tidak dibangun kembali. Di sisi utaranya terdapat tumpukan batu pemecah gelombang yang menjorok ke tengah pantai. Pada bukit di sisi jauhnya tampak 4 buah cerobong PLTU Suralaya yang mengeluarkan uap.
Tetapi, keindahan tersebut agak tercemar oleh deretan kapal tongkang pengangkut batubara milik PLTU Suralaya. Pada gambar yang memperlihatkan suasana senja di Pantai Pulorida di atas terlihat 3 kapal tongkang dan kapal batubara (berbentuk panjang dengan bagian atas datar) yang mengapit pulau kecil di tengahnya sehingga hanya terlihat sebagian (di atas perahu). Di antara pepohonan dan kapal batubara tersebut, samar-samar terlihat lereng Gunung Rajabasa. Tapi, mungkin bagi sebagian orang keberadaan kapal-kapal tongkang tersebut memberikan kesan tersendiri untuk pantai ini.

Sejarah 1883 Krakatoa

Ternyata Letusan Krakatau Telah Tertulis di Kitab Pujangga Ronggowarsito: “Kitab Raja Purwa” 

“Seluruh dunia terguncang hebat, dan guntur menggelegar, diikuti hujan lebat dan badai, tetapi air hujan itu bukannya mematikan ledakan api ‘Gunung Kapi’ melainkan semakin mengobarkannya, suaranya mengerikan, akhirnya ‘Gunung Kapi’ dengan suara dahsyat meledak berkeping-keping dan tenggelam ke bagian terdalam dari bumi”
*
Demikian sepenggal isi Kitab Raja Purwa yang dibuat pujangga Jawa dari Kesultanan Surakarta, Ronggowarsito. Salinan kitab itu masih tersimpan rapi di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Kitab itu diterbitkan tahun 1869 atau 14 tahun sebelum letusan Krakatau (Inggris: Krakatoa volcanoes) pada 27 Agustus 1883.

Penyebutan “Gunung Kapi” tak banyak dikenal pada periode itu sehingga tulisan Ronggowarsito membingungkan banyak kalangan. Namun, deskripsi berikutnya dalam buku itu semakin mirip dengan peristiwa tsunami saat Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883:
“Air laut naik dan membanjiri daratan, negeri di timur Gunung Batuwara sampai Gunung Raja Basa dibanjiri oleh air laut; penduduk bagian utara negeri Sunda sampai Gunung Raja Basa tenggelam dan hanyut beserta semua harta milik mereka.”
Penggambaran Ronggowarsito ini mengusik kesadaran Gegar Prasetya, ahli tsunami dan kelautan. “Apakah tulisan Ronggowarsito ini semacam ramalan atas peristiwa akan datang (letusan Krakatau 1883) atau dia menggambarkan peristiwa letusan Krakatau di masa silam?” kata Gegar.
Mantan peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini menemukan naskah Ronggowarsito saat melakukan penelitian di perpustakaan Universitas Leiden (Belanda) untuk menyelesaikan program doktoral.
Misteri Gunung Anak Krakatu
Old painting of Krakatoa (Krakatau)
“Saya membaca buku Ronggowarsito yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Padahal, aslinya beraksara dan berbahasa Jawa. Sebagai keturunan Jawa, hal ini sebenarnya memalukan,” kata dia.
Dari catatan Ronggowarsito yang penuh misteri ini, akhirnya Gegar berkeyakinan bahwa Krakatau pernah meletus sebelum tahun 1883.
Apalagi di buku edisi kedua yang diterbitkan pada 1885 atau dua tahun setelah letusan Krakatau, Ronggowarsito menulis penanda tahun dan deskripsi lokasi Gunung Kapi yang bisa dipastikan adalah Krakatau,
” …di tahun Saka 338 (416 Masehi) sebuah bunyi menggelegar terdengar dari Gunung Batuwara yang dijawab dengan suara serupa yang datang dari Gunung Kapi yang terletak di sebelah barat Banten baru…”
Peta Terakhir Jelang Letusan Dahsyat Krakatau
Setelah 200 tahun tertidur, pada 19 Mei 1883, Batavia (Jakarta) dikejutkan dengan dentuman keras, melebihi bunyi meriam terkeras. Kaca-kaca jendela bergetar hebat bahkan jam dinding berhenti berdetak karena sapuan gelombang kejut. Abu dan batu apung berjatuhan di Selat Sunda, menggiring orang untuk melongok ke puncak Perbuatan, salah satu puncak di pulau gunung api Krakatau, yang tiba-tiba meletus.
Namun, setelah kegaduhan itu, Krakatau kembali tenang. Pulau dengan tiga kawah itu tidur tenang, dikitari laut biru yang dalam. Setelah hari keempat berlalu dengan damai, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Frederik s’Jacob menyimpulkan saat yang bagus untuk melihat Krakatau dari dekat, melihat apa yang terjadi, dan yang lebih penting lagi: untuk menyimpulkan apakah kejadian serupa bisa terulang kembali. Dia mengutus insinyur pertambangan, AL Schuurman, pergi ke sana.
Berbeda dengan kekhawatiran s’Jacob, perusahaan pelayaran The Netherlands Indies Steamship Company melihat Krakatau sebagai potensi besar untuk mendatangkan turis sehingga dengan sigap menyodorkan kapal wisata, Gouverneur-Generaal Loudon.
“Pada Sabtu, 26 Mei, perwakilan perusahaan menempelkan pengumuman di klub Harmonie dan Concordia, mengiklankan ‘wisata menyenangkan’ dan mengumumkan harga yang kompetitif sebesar hanya 25 guilder,” tulis Winchester.
Pada Minggu sore, kapal uap berbobot mati 1.239 ton itu terisi penuh dengan 86 penumpang dan Schuurman berada di antara mereka sebagai wakil dari pemerintah. Setelah berlayar semalaman, kapten Loudon, TH Lindeman, membuang sauh jauh dari pulau itu. Dia meminjamkan perahu kepada Schuurman. Ditemani beberapa orang yang berani dan penuh rasa ingin tahu, Schuurman mendekati pulau dengan susah payah.
“Dengan mengikuti jejak orang yang paling berani atau mungkin yang paling tolol, kami mendaki lebih jauh tanpa halangan apa pun selain abu yang ambles di bawah kaki kami. Jalannya berada di atas bukit dari mana kami bisa melihat beberapa pokok pohon yang patah mencuat dari lapisan abu, beberapa tonggak menunjukkan bahwa cabang-cabangnya direnggut dengan paksa,” tulis Schuurman.
Kelompok kecil ini terus merangsek naik dengan nekad hingga mendekati dasar kawah, yang menurut Schuurman tertutup oleh “kerak buram berkilat-kilat,” yang kadang-kadang membara merah dan mengeluarkan ”gulungan asap dalam gelembung-gelembung raksasa yang banyak tetapi rapat”. Schuurman akhirnya kembali ke Loudon setelah Lindeman berkali-kali membunyikan klakson.

Pulau “gunung” Krakatau sebelum meletus
Dua bulan kemudian Krakatau berangsur dilupakan. Hingga pada 11 Agustus, kapten angkatan darat Belanda, HJG Ferzenaar, diperintahkan menyurvei Krakatau untuk kepentingan topografi militer. Dia melewatkan dua hari di sana dan mencatat ada 14 lubang semburan di atas pulau itu. Ia membuat peta pulau itu secara detial, termasuk titik-titik berwarna merah yang menjadi pusat semburan.
Dia memberi catatan bahwa survei yang lebih rinci “harus menunggu sampai nanti, sebab pengukuran di sana masih sangat berbahaya; setidaknya, saya tidak akan suka menerima tanggung jawab mengirimkan seorang surveyor.”
Namun, Krakatau tidak pernah bisa dipetakan lagi. Pada 27 Agustus 1883, pulau ini meledak dan hancur berkeping-keping. Peta Pulau Krakatau yang dibuat Ferzenaar adalah yang terakhir yang pernah dibuat.
Ledakan berkekuatan 21.574 kali bom atom (De Neve, 1984) itu tak hanya menghancurkan tubuh Pulau Krakatau. Kehancuran juga melanda pesisir Banten dan Lampung. Gelombang awan panas dan tsunami melanda, menghancurkan desa-desa di pesisir Banten dan Lampung, serta menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
Kengerian itu digambarkan oleh Muhammad Saleh dalam Syair Lampung Karam, satu-satunya laporan pandangan mata yang dibuat pribumi tentang letusan Krakatau. Muhammad Saleh lewat bait syairnya menggambarkan di atas langit terlihat seperti bunga api beterbangan seperti bahala yang diturunkan Tuhan dan membuat hati takut bukan kepalang. Kegelapan menyelimuti, guncangan gempa tiada henti, dan datang gelombang menghanyutkan. “Besar gelombang tidak terperi, lalulah masuk ke dalam negeri, berlarian orang ke sana kemari…,” tulis Muhammad Saleh.
Petaka Krakatau itu menambah derita rakyat yang beratus tahun disengsarakan ekonomi kolonial dan priyayi pribumi yang mengisap. “Tak disangsikan lagi bahwa wabah penyakit ternak dan wabah demam, serta kelaparan yang diakibatkannya, dan letusan Gunung Krakatau yang menyusul, telah menjadi pukulan hebat bagi penduduk,” tulis Sartono Kartodirdjo, dalam buku Pemberontakan Petani di Banten 1888.
Menurut sejarawan terkemuka ini, “… letusan Gunung Krakatau menyebabkan luas tanah yang tidak dapat digarap menjadi lebih besar lagi, terutama di bagian barat afdeling Caringin dan Anyer.” Kondisi kesengsaraan yang kemudian bertemu dengan gerakan sosial-keagamaan ini menjadi pemantik kesadaran rakyat untuk melawan Belanda, yang dianggap sebagai pendosa dan biang dari segala kesengsaraan itu.
Dua bulan setelah letusan Krakatau, kerusuhan pecah di Serang. Seorang serdadu Belanda ditikam, pelakunya kabur di tengah keramaian. Kejadian berulang sebulan kemudian. Serentetan perlawanan terhadap Belanda terus dilakukan hingga pada Juli 1888 muncullah pemberontakan petani Banten.
Penemuan Telegram Kabarkan Dahsyatnya Letusan Krakatau
Tsunami yang menyebar luas ke berbagai penjuru dunia pada 27 Agustus 1883 juga terdeteksi dengan cepat bahwa sumbernya Krakatau. Sepanjang tanggal 27 Agustus dan sehari setelahnya, telegram dari Batavia (Jakarta), 160 km dari Krakatau yang berkali-kali dikirim ke Singapura. Dari sana kabar kemudian menyebar jauh hingga ke Inggris.
Bunyi telegram menyebutkan kepanikan suasana di Jakarta waktu itu. “Batavia saat ini hampir gelap gulita lampu gas menyala sepanjang malam tak dapat berkomunikasi dengan Anjer (Anyer), beberapa jembatan hancur, sungai-sungai meluap karena gelombang laut yang menuju daratan,” demikian isi telegram yang dikirim pada sore hari, 27 Agustus.
Kemudian, pukul 11.00 pada 28 Agustus, sebuah telegram kembali diterima di Singapura, “Anjer, Tjeringin, dan Telok Beting hancur lebur.” Setengah jam kemudian kabar buruk kembali dikirim, “Mercusuar di Selat Sunda menghilang.”
Berikutnya, telegram itu mengirim informasi lebih detail tentang gelombang laut setinggi 40 meter yang menghanyutkan terumbu karang seberat 600 ton ke daratan Anyer. Disebutkan, sedikitnya 36.417 orang tewas, sebagian besar karena gelombang tsunami, dan 165 desa hancur.
Berita yang cepat menyebar itu tak membuat warga Australia bagian selatan, Perth, Colombo, dan Rodriguez (sejauh 4.800 km), harus lama bertanya-tanya tentang suara gelegar letusan yang terdengar dari rumah mereka pada 27 Agustus. Demikian halnya warga dunia menjadi cepat tahu bahwa tsunami yang melanda pantai Sri Lanka dan perubahan tinggi permukaan air laut di Selandia Baru, Alaska dan Saluran Inggris pada hari itu adalah dampak Krakatau.

Naskah Kitab Raja Purwa disimpan di bagian naskah kuno, Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta
Para meteorolog dunia juga dengan cepat menghubungkan bahwa cuaca dingin yang terjadi sepanjang tahun 1883 hingga paruh pertama 1884 adalah berkat letusan Krakatau.
Awan dari abu vulkanik naik ke atas mencapai ketinggian 50-80 km dan mengitari bumi dengan kecepatan jet beberapa kali.
Suhu udara menjadi lebih dingin akibat sinar matahari terhalang abu vulkanik lebih dari satu tahun lamanya di beberapa wilayah bumi.
Volume material yang dikeluarkan diperkirakan sekitar 18-21 kilometer kubik yang terdiri dari 9-10 kilometer kubik batu-batu berat.
Letusan Krakatau merupakan bencana besar pertama di dunia yang terjadi setelah jaringan kabel telegraf menyambung di seluruh dunia. Dua belas tahun sejak Samuel Morse pada 24 Mei 1844 mengirimkan pesan pertama dari gedung Mahkamah Agung di Washington kepada koleganya Alfred Vail, di Baltimore, telegram sudah disambung ke istana besar di Buitenzorg ke kantor-kantor di Batavia. Jawa kemudian terhubung ke dunia internasional sejak 1859, melalui Singapura, sehingga berita letusan Krakatau bisa dengan cepat menyebar luas.
Letusan Krakatau dalam Catatan
Saat letusan Gunung Krakatau tahun 1883, teknik pendokumentasian canggih seperti sekarang belum ada. Sekalipun seismograf mulai dikembangkan, belum ada jaringan yang mendunia, apalagi seismograf yang beroperasi dalam radius 5.000 kilometer dari Krakatau ataupun teknologi satelit.
Rekaman suara, seperti telepon dan radio, telah ditemukan, tetapi belum digunakan di belahan timur dunia. Teknologi film sudah lahir, tetapi belum fleksibel dan mudah dibawa seperti saat ini. Keterbatasan ini membuat dokumentasi melalui tulisan lebih banyak tersedia. Korespondensi, jurnal, dan berita koran merupakan rekaman utama peristiwa letusan Krakatau.
Catatan-catatan dikumpulkan oleh Tom Simkin dan Richard S Fiske dalam bukunya, Krakatau 1883: The Volcanic Eruption and Its Effects. Sementara satu-satunya tulisan pribumi tentang letusan itu termuat dalam “Syair Lampung Karam” yang dialihaksarakan Suryadi Sunuri. Berikut beberapa ringkasan catatan tersebut.
Catatan Kapten Johan Lindeman yang membawa Kapal Governor General Loudon melalui Selat Sunda. Kapal berangkat dari Batavia membawa rombongan sebanyak 86 penumpang menuju  Krakatau.
Minggu, 26 Agustus 1883, kapal mulai dihujani abu dan batu apung. Angin mulai bertiup kencang dan kapal berjuang melewati Krakatau, lalu melepas jangkar di dekat Teluk Betung, Lampung. Senin, 27 Agustus, sekitar pukul 7 terlihat gelombang besar yang kemudian tumpah dan menyapu daratan. Dengan tenaga uap, kapal menuju Anyer, sementara hujan lumpur dan abu membuat lapisan tebal dan orang sulit bernapas.

Google Earth Map of Krakatoa, Pulau Krakatau, Sunda Strait
Suasana semakin gelap, dan pukul 10.30 pagi kegelapan total segelap malam menyelimuti. Disusul angin topan dan gelombang tinggi setinggi surga (langit) dan membuat orang-orang khawatir bakal terkubur gelombang, namun kapal terus melaju dengan kepala kapal menghadap ke gelombang. Sore hari, angin mereda. Kegelapan menyelimuti hingga subuh pukul 4 keesokan harinya, 28 Agustus. Hari itu, sekitar pukul 6.50 sore, sampai dengan selamat di Teluk Bantam. Dalam perjalanan pulang itu, terlihat bagian tengah Krakatau telah menghilang.
Laporan koran Java Bode. Senin 27 Agustus 1883, tiba-tiba, sekitar pukul 9, langit menjadi gelap. Orang-orang tidak bisa melihat dalam jarak dekat dan lilin-lilin pun dinyalakan. Abu mulai berjatuhan, sementara langit di bagian barat tampak cahaya kekuningan. Telegram pertama diterima dari Serang yang mengabarkan letusan Krakatau. Letusannya terdengar dan pijaran apinya terlihat pada malam hari di Serang. 28 Agustus 1883, dari Serang datang kabar kondisi hujan abu dan korban jiwa di Anyer.
GF Tydemann adalah seorang letnan kapal perang Koningin Emma der Nederlander. Tydemann menceritakan kedatangan tsunami. Pukul 9.30 pagi, kegelapan mulai menyelimuti. Tekanan udara di dalam kapal berubah drastis, menimbulkan tekanan aneh di telinga. Sementara itu, hujan abu semakin tebal. Bukan tekanan angin ternyata, melainkan tekanan air yang mengganggu kapal hingga pukul 12.00 siang. Air mulai naik dengan cepat sebelum sore hari. Begitu cepat dan tingginya sehingga segera menyapu bagian atas dermaga. Dan tiba-tiba air bergulung menuju permukiman, dari sana terdengar teriakan dan tangis ketakutan. Orang-orang dalam paniknya berusaha memanjat apa pun yang mengambang, ke kapal-kapal di dermaga, kapal uap pemerintah Siak, dan akhirya juga ke kapal Tydemann.
Satu-satunya kesaksian pribumi ditulis Muhammad Saleh dalam bentuk “Syair Lampung Karam”. Ahli filologi dan dosen/peneliti di Universitas Leiden, Suryadi Sunuri, mengalihaksarakan naskah yang aslinya ditulis dalam bahasa Arab-Melayu (Jawi). Setelah meneliti syair itu, Suryadi berpendapat, pengarang menulis syair itu di Kampung Bengkulu yang kemudian dikenal sebagai Bencoolen Street di Singapura. Muhammad Saleh menyatakan datang dari Tanjung Karang, Lampung, dan mengaku menyaksikan langsung malapetaka akibat letusan Krakatau. Boleh jadi Saleh mengungsi ke Singapura lantaran bencana itu. Berikut penggalan syairnya yang menceritakan kedahsyatan letusan Krakatau:
….Di dalam hal demikian peri,
Berbunyi meriam tiga kali,
Kerasnya itu tidak terperi,
Bertambah gentar seisi negeri.
Isi negeri sangat ketakutan,
Kerasnya bunyinya tiada tertahan,
Turunlah angin sertanya hujan,
Mengadang mata umat sekalian
Banyaklah lari membawa hartanya ,
Di dalam perahu, sampan, koleknya,
Dipukul gelombang hilang dianya
Harta, perahu, habis semuanya…..
Kebangkitan Kembali Roh Krakatau dari Dasar Laut
Kebangkitan roh Krakatau itu awalnya dilihat oleh sekelompok nelayan pada suatu sore, 29 Juni 1927. “Dengan suara bergemuruh, gelembung-gelembung gas yang sangat besar mendadak menyembul ke permukaan laut,” tulis Simon Winchester (2003), menggambarkan kemunculan gunung baru dari bekas kaldera Krakatau, “Gelembung-gelembung itu meledak menjadi awan-awan yang menyemburkan abu dan gas belerang yang berbau busuk.”
Mendengar kabar samar dari warga, pada Januari 1928, geolog Belanda, JMW Nash, datang ke bekas kaldera Krakatau. Dia pun menyaksikan munculnya pulau baru atau lebih persisnya lapisan pasir berbentuk separuh lingkaran sepanjang sekitar 10 meter. Di pusat lengkungan, dia melihat gundukan batuan setinggi 8,93 meter di atas permukaan laut yang masih berasap. Lapisan pasir ini merupakan embrio kelahiran pulau gunung api yang diberi nama: Anak Krakatau. Gundukan yang menjadi pusat semburan itu kemudian terus menyembul ke atas dan menjadi kawahnya.
Kemunculan Anak Krakatau persis dengan ramalan Verbeek. Pada 1885, setelah beberapa kali kunjungan ke Krakatau, dia memperingatkan tentang kemungkinan kebangkitan roh Krakatau, “…jika gunung api ini melakukan aktivitas baru, diperkirakan pulau-pulau akan muncul di tengah cekungan laut yang dikitari oleh puncak Rakata, Sertung, dan Panjang, sebagaimana Pulau Kaimeni muncul dalam Kelompok Santorini, dan persis sebagaimana kawah Danan dan Perbuatan itu sendiri dulu dibentuk di laut di dalam dinding-dinding kawah purba.”
Ledakan dahsyat dari bawah laut yang mengawali lahirnya Anak Krakatau terekam pada tahun 1928-1929.
Kelahiran kembali Anak Krakatau pasca-kehancuran 1883 menguatkan kisah tentang Proto Krakatau. Spekulasi ini awalnya disampaikan oleh George Adriaan De Neve yang menduga kaldera kuno Krakatau meledak pada abad ketiga masehi. Dia mendasarkan dugaannya pada dokumen sejarah dan deposit vulkanik yang terdapat di bawah laut Selat Jawa.
“Ada bukti bahwa jauh sebelum letusan 1883—barangkali 60.000 tahun yang lalu atau sebelum itu—ada sebuah gunung yang jauh lebih besar yang oleh beberapa orang geolog disebut Krakatau Purba yang mereka yakini setinggi 6.000 kaki dan terpusat di sebuah pulau yang nyaris bundar sempurna, dengan diameter 9 mil,” sebut Winchester.
Namun, sebuah letusan dahsyat meluluhlantakkan pulau itu sehingga terbentuk gugusan pulau yang terdiri dari empat buah pulau kecil. Di ujung utara gugusan itu ada dua pulau karang yang rendah dan berbentuk bulan sabit, yang di timur disebut Panjang dan di sebelah barat disebut Sertung. Di dalam lingkaran yang dibentuk kedua pulau tadi, terdapat Polish Hat, yaitu potongan kecil batuan vulkanik, dan sebuah pulau yang terdiri dari tiga puncak, yaitu Rakata di puncak selatan, Danan di bagian tengah, dan Perbuatan di utara.
Keberadaan pulau-pulau ini sebelum letusan 1883 memang tak terbantahkan. Dari laporan-laporan perjalanan penjelajah Barat, pulau-pulau itu dulunya telah dihuni. Kapal Resolution dan Discovery yang dipimpin penjelajah Inggris terkenal, Kapten James Cook, pernah berhenti di Pulau Krakatau dua kali. Kedua kapal itu sedang dalam perjalanan mencari dunia selatan. Seperti yang dicatat oleh kolega Cook, botanikus Joseph Banks, pada Januari 1771, “Di malam hari membuang sauh di bawah pulau tinggi yang di kalangan para pelaut disebut Cracatoa dan oleh orang-orang India Pulo Racatta.”
Banks melanjutkan laporannya, “… pagi ini ketika bangun kami melihat ada banyak rumah dan pohon-pohon perkebunan di Cracatoa, jadi barangkali kapal bisa menambah bekal di sini.” Enam tahun kemudian Cook kembali singgah di sana dan masih menemukan desa-desa dengan ladang lada dan aneka tanaman lainnya.
Jauh sebelum para geolog berspekulasi soal keberadaan Proto Krakatau, orang-orang Jawa kuno sebenarnya telah memiliki keyakinan tentang keberadaan gunung ini. Bahkan, dalam mitologi Jawa, konon, Pulau Sumatera dan Jawa awalnya masih menyatu. Letusan Krakatau dianggap telah memisahkan daratan ini hingga menjadi dua pulau, seperti dituturkan dalam Kitab Raja Purwa yang ditulis pujangga Surakarta, Ronggowarsito, pada tahun 1869.
Alkisah, daratan Jawa dan Sumatera waktu itu masih menyatu. Suatu ketika, Sri Maharaja Kanwa, yang memimpin tanah Jawa, terbawa angkara dan menikam seorang pertapa yang bernama Resi Prakampa hingga tewas. Seketika itu juga Gunung Batuwara terdengar bergemuruh. Gunung Kapi—nama lama Krakatau—mengimbanginya dengan letusan dahsyat, keluar apinya merah mengangkasa, guruh guntur, air pasang menggelora, lalu datang bencana berupa air bah dan hujan lebat. Nyala api yang merah membara tidak terpadamkan oleh air, malah semakin besar. Gunung Kapi runtuh bercerai-berai masuk ke dalam bumi.

Air laut menggenangi daratan, mencapai Gunung Batuwara atau Gunung Pulosari ke timur hingga Gunung Kamula, Gunung Pangrango atau Gunung Gede, dan ke barat hingga Gunung Rajabasa di Lampung. Ketika laut telah surut kembali, Krakatau dan tanah-tanah di sekitarnya telah menjadi lautan. Di bagian barat laut dinamakan Pulau Sumatera dan di bagian timur dinamakan Jawa.
Narasi dalam Kitab Raja Purwa ini, bagi sebagian ilmuwan Barat hanyalah dongeng yang awalnya dipandang sebelah mata. Kitab ini nyaris tak pernah menjadi rujukan penelitian tentang Krakatau. Namun, belakangan, temuan lapisan endapan yang jauh lebih tua dibandingkan letusan 1883 menguatkan bahwa Krakatau pernah meletus sebelum tahun itu.
“Sebelum pembentukan kaldera 1883, Krakatau minimal dua kali meletus. Kami menemukan dua kelompok hasil letusan kaldera di bawah lapisan endapan yang terbentuk pada tahun 1883, lokasi persisnya di singkapan timur-tenggara Pulau Rakata dan Panjang,” kata Sutikno.
Pendataan karbon yang dilakukan oleh Haraldur Sigurdsson tahun 1999 menemukan, di bawah endapan akibat letusan 1883 terdapat endapan yang terbentuk pada tahun 1215 masehi dan 6600 sebelum masehi.
Ahli tsunami, Gegar Prasetya, juga meyakini keberadaan Krakatau Purba yang pernah meletus jauh lebih hebat dibandingkan letusan tahun 1883. Bahkan, tidak menutup kemungkinan “dongeng” tentang pemisahan Jawa dan Sumatera akibat letusan Krakatau itu adalah kenyataan geologi.
Ken Wohletz dari Los Alamos National Laboratory telah membuat simulasi tentang kemungkinan pemisahan Pulau Jawa dan Sumatera itu akibat letusan leluhur Anak Krakatau. Kesimpulannya, letusan super (supereruption) berskala 8 dalam indeks letusan gunung api (volcanic explosivity index /VEI) sebagaimana letusan gunung api super (supervolcano) Toba di Sumatera Utara bisa sangat mungkin pernah terjadi di Krakatau.
Tak gampang membayangkan bagaimana kedahsyatan letusan Proto Krakatau itu, mengingat letusan Krakatau pada 1883 saja sudah sedemikian mengerikan dan menimbulkan petaka tak terperi.
(KOMPAS.COM, Tim Penulis: Ahmad Arif, Indira Permanasari, Yulvianus Harjono, C Anto Saptowalyono. Litbang: Rustiono)

Present time, this volcano rise again above sea level and local people named it “Anak Krakatau” or “Child of Krakatoa”.  Anak Krakatau (Krakatao), Sunda Straits between Java and Sumatera, Indonesia

Gunung Anak Krakatau saat meletus pada Agustus 2012 justru menarik sejumlah wisatawan local dan manca negara.
Di Tahun Yang Sama Saat Krakatau Meletus, Sebuah Komet Melintas Dekat Sekali Dengan Bumi
Ilmuwan dan para astronomer sangat yakin bahwa sebuah komet sedang mendekat dengan Bumi pada tahun yang sama disaat gunung Krakatau meletus. Perlu diingat bahwa ini komet dan jauh lebih besar, bukan asteroid.
Menurut Bronilla, salah satu astronomer dari Meksiko menyatakan, berat komet adalah jutaan ton, dan berjarak hanya 600 – 8000 kilometer saja dari permukaan Bumi.

asteroids comets
Dan berukuran lebar sekitar 50 kilometer dengan panjang hingga 800 kilometer!
Para ilmuwan percaya bahwa komet sebesar tersebut sama dengan ukuran komet yang memusnahkan dinosaurus puluhan juta tahun yang lalu, yaitu seberat delapan kali dari komet Halley.
Sebagai bukti adalah ketika foto komet diambil pada 1883, sempat digembar-gemborkan sebagai bukti fotografi pertama UFO.
Namun para ilmuwan dari Universitas Nasional Meksiko kini meyakini bahwa kemungkinan benda ini adalah komet raksasa yang nyaris menabrak bumi dengan kekuatan yang sama besar dengan obyek pemusnah dinosaurus.
Astronom Meksiko, Jose Banilla yang telah mengambil gambar ini telah memaparkan adanya sesuatu yang melintas di depan matahari pada 12 Agustus 1883.
Ketika dirilis ke publik pada 1886 di Majalah L’Astronomie, benda yang terlihat dalam foto tersebut disebut sebagai foto pertama UFO.

Ketika foto ini diambil pada 1883, sempat digembar-gemborkan sebagai bukti fotografi pertama UFO.
Sebuah studi yang telah dilakukan oleh Universitas Nasional Meksiko menunjukkan bahwa benda itu adalah sebuah komet yang sedang dalam proses penghancuran.
“Menurut hipotesa kerja kami, apa yang telah diamati Bonilla pada 1883 adalah sebuah komet yang telah terfragmentasi saat sedang mendekati permukaan bumi,” tulis Hector Javier Durand Manterola, penulis laporan tersebut.
“Dengan menggunakan hasil yang dilaporkan Bonilla, kita dapat memperkirakan jarak obyek yang mendekati permukaan bumi tersebut.” “Menurut perhitungan kami, jarak obyek yang melintas itu antara 532 km dan 8.062 km sedangkan lebarnya antara 46m dan 795m.”
Massa utuh komet tersebut kemungkinan mencapai delapan kali massa komet Halley. Tempo yang dibutuhkan obyek itu untuk melintasi matahari kalau dikombinasikan dengan lokasi observatorium Bonilla, menurut perhitungan jarak obyek itu paling jauh sekitar 8.000 km.
Para ilmuwan meyakini bahwa komet itu memiliki massa yang sama dengan obyek yang telah memusnahkan dinosaurus atau delapan kali komet Halley.

10 Tips Panjat Tebing

Tips memanjat wall climbing atau rock climbing - pemula dan ahli, sama - sama dapat menggunakan tips ini untuk meningkatkan kemampuan dan mengesankan orang-orang. 

1. Bayangkan diri anda pada saat memanjat tangga,bergerak dari yang satu memegang yang berikutnya santai seolah-olah anda sedang menaiki masing-masing anak tangga.
 
2. Hindarilah mencengkeram pegangan atau climbing holds terlalu kuat karena anda akan segera kelelahan pada tangan anda.

3. Gunakan selalu kaki anda seperti tangan anda waktu bergerak

4. Percayalah kaki anda . Anda dapat berdiri diatas kaki anda sepanjang hari. Anda tidak bergaul dengan tangan anda sepanjang hari. Terlalu sering orang-orang menggunakan tangan akhirnya cepat jatuh. Tekniknya sama dengan melakukan surfing pada ombak di pantai.
 
5. Percayalah pada belayer anda,fokus pada pemanjatan. Jika anda kawatir pada kemampuan belayer anda,carilah belayer plus instruktur yang profesionalngan berlayar mengarungi ombak besar anda pasti .  menggunakan keseimbangan dengan kaki anda.
 
6. Konsentrasi pada jangkauan,kadang-kadang ada climbing holds yang lebih besar untuk dipegang,belajar lebih sabar untuk mencari pegangan (climbing holds) yang lebih baik buat anda cengkeram.
 
7. Memanjat dari bawah ke atas, bukan atas ke bawah. Tentu saja,jika anda melihat keatas arah jalurnya,bukan berarti tidak memperhatikan bagian bawah untuk injakan-injakan kaki mengikuti arah jalurnya.
 
8. Rest position,adalah posisi tangan anda luruskan,yang satu tangan lagi kebawah trus di shaking,setelahnya bergantian tangan,begitu juga dengan kaki,yang satunya jangan menginjak, di shaking juga,bergantian tentunya,sampai tangan dan kaki otot2nya relax.

9. High Phobia, takut akan ketinggian adalah normal,pemanjat profesional pun kalau stop climbing 2 bulan saja pasti akan takut lagi,hanya butuh waktu. Itu kenapa buat para pemula jawabannya adalah waktu, waktu akan menyembuhkan rasa takut ketinggian,butuh pengulangan latihan terus menerus dari anda sendiri dan akhirnya takut akan hilang dengan sendirinya,normal tiap orang pasti ada rasa takut ,itu baik buat kita mengontrol diri kita agar menjalani olah raga rock climbing ini harus dan wajib menjalankan safety procedurnya. Aman sekali olahraga ini buat anda sekalian,terutama harus didampingi seorang instruktur yang berpengalaman tentunya. Tidak boleh sendirian ya….nanti dibilang autis loh.
 
10. Memanjat sama saja dengan latihan menari, anda bisa perhatikan mereka yang profesional, gerakan mereka seperti menari, poros sumbu kita waktu memanjat adalah pinggang, perhatikan pinggang kita sewaktu memanjat, kadang ada gerakan pinggang harus geser ke kanan atau kekiri, memutar pinggang sedikit ….dll .
 
Itu semua untuk membantu keseimbangan kita dalam pemanjatan, sehingga tidak terlalu lelah di tangan, seperti pada items di atas. Ok tunggu apalagi …. mari kita olah raga rock climbing, anda akan mendapatkan hasilnya seperti badan anda lebih lentur (flexible), percaya diri akan ketinggian, dan lebih konsentrasi dan tenang disaat anda sedang mengalami rush di kantor anda mungkin. Saya menenekankan lebih ke pembangunan karakter seseorang..jadi selain sehat tapi dapat self confidencenya